“Ilmu dapat dicari, tapi keterpelajaran merupakan hasil dari latihan.”
Kutipan pernyataan Bung Hatta tersebut menjadi kata pembuka sesi pertama dari rangkaian acara Workshop Jurnalistik oleh Dewan Pers (4/11) di Pangeran Beach Hotel, Padang, yang disampaikan langsung oleh ketua Dewan Pers, Prof. Bagir Manan. Workshop ini dihadiri oleh berbagai Lembaga Pers Mahasiswa yang ada di Sumatera Barat dengan judul tradisi keterpelajaran dalam pers. Dalam acara tersebut Prof Bagir Manan menekankan agar pers mahasiswa lebih aktif lagi karena pers sendiri tidak terlepas dari kaum terpelajar. Pelaku pers yang baik harus memenuhi standar jurnalistik yang baik, bermutu dan sehat, maka jurnalis harus memiliki karakter dan wawasan yang luas tambahnya.
Perbedaan pers mahasiswa dengan pers umum adalah pers mahasiswa lebih bebas dari tekanan pihak-pihak yang memliki kepentingan, sehingga pers mahasiswa lebih idealis ketimbang pers umum. Segi inilah yang sekarang semakin disorot dan dikembangkan karena pers mahasiswa memiliki potensi yang besar. Namun dewasa ini pers mahasiswa banyak memilki kendala, Idealisme pers mahasiswa berkurang drastis semenjak pemerintahan orde baru yang banyak mengekang kegiatan mahasiswa dengan mengawasi secara ketat terhadap pemberian dana kepada kegiatan mahasiswa. Kebijakan tersebutlah yang mengurangi idealisme pers mahasiswa.
Syofiardi Bachyul selaku koordinator AJI wilayah Sumatera dan imam wahyudi perwakilan dari dewan pers yang juga menjadi pemateri dalam acara workshop tersebut mengulas mengenai berbagai kendala dalam perjalanan pers mahasiswa. Kendala tersebut lebih banyak kepada permasalahan dana penerbitan. Tetapi Imam Wahyudi menegaskan sekarang ini permasalahan dana tersebut bukan masalah lagi jika pers mahasiswa mengkonversi produknya ke pada media online. Menurut Imam wahyudi workshop seperti ini harus lebih sering dilakukan untuk meningkatkan kualitas jurnalis muda. (farhan)