Gelora pilkada dan pilgub sudah semakin dekat ditambah dengan semangat yang dibangun oleh para tim pemenangan. Seolah-olah pemilihan akan digelar satu hari lagi, masing-masing paslon melakukan promosi secara berapi-api. Sejauh ini, promosi yang disampaikan masih terpandang baik tanpa adanyanya kegaduhan dan tentunya hal itu dinilai positif, karena membawa semangat bagi daerah agar lebih baik kedepannya. Hal ini membawa harapan bagi rakyat akan hadirnya pemimpin yang benar-benar ada untuk rakyat serta memikirkan rakyatnya.
Jika melihat kontestasi pilkada dan pilgub kali ini, mereka yang mencalon hari ini adalah putra-putra daerah yang di anggap dan dipandang memiliki ketokohan. Namun, memimpin daerah yang begitu luas tidak cukup hanya dengan itu. Ketokohan tanpa kemampuan dan integritas yang jelas hanya akan membuat daerah yang akan dipimpin ini jalan ditempat saja, atau malah lebih mundur dari pemerintahan yang sebelumnya.
Dari para calon Gubernur dan calon Bupati di beberapa daerah yang ada, rata-rata mereka sudah memiliki track record masing-masing. Malahan ada yang sudah menjabat dalam lingkup pemerintah pusat. Namun, sejatinya yang perlu ditunjukkan ke masyarakat adalah sejauh mana prestasi yang sudah mereka lakukan dan yang akan mereka lakukan. Dan tentunya harus diiringi dengan program apa akan yang ditawarkan kepada masyarakat.
Sumatra Barat dipandang sebagai daerah yang memiliki wilayah geografis yang cukup luas. Namun, jika bicara mengenai pembangunan, impact nya selalu tidak lepas dari alasan klasik yang namanya anggaran atau dana yang tersedia di APBD. Tentu tidak bisa disalahkan, ketika banyaknya pemberitaan di media mengenai ketidakmerataan pembangunan. Hal ini bukan karena tidak adanya niat dari pemegang tampuk pemerintahan sebelumnya untuk memperbaiki, namun memang keterbatasan lah yang membuat pemerintahan tidak bisa berbuat banyak.
Apalagi ditambah dengan adanya pandemi Covid-19 yang membuat sendi-sendi perekonomian semakin melemah dan diperparah dengan persoalan-persoalan kemasyakatan yang terus bermunculan. Jika kedepannya Sumatera Barat tidak dipimpin oleh orang memiliki kemampuan dan mempunyai integritas yang jelas serta orang yang memiliki keberanian dan ketegasan dalam menangani persoalan-persoalan klasik di daerah ini, maka bisa di pastikan Sumatra Barat ini akan semakin mundur.
Bila diibaratkan, jabatan Bupati atau Gubernur itu seperti penghulu atau niniak mamak dalam budaya Minangkabau. Seperti dalam pepatah Minang “Ka pai tampek batanyo, ka pulang tampek babarito, tampek mamintak kato nan bana, tampek manarimo hukum nan adia, tampek nan kusuik mintak salasai, tampek nan karuah mintak janiah, bakeh mangadu dek anak kamanakan.” Maka sudah seharusnya, pempimpin yang dipilih adalah pemimpin yang benar-benar berkualitas dan mempertanggungjawabkan jabatannya sejalan dengan harapan rakyat.
Penulis : Wilyan Gusthof
Editor : Nurfitriani Yohanes