• Home
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Pemberitaan
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Hubungi Kami
Gema Justisia
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Liputan
  • Peristiwa
  • Opini
  • Sosok dan Tokoh
  • Law Share
  • Seni & Sastra
  • Home
  • Liputan
  • Peristiwa
  • Opini
  • Sosok dan Tokoh
  • Law Share
  • Seni & Sastra
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Gema Justisia
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil

Home » Opini » ILUSI SANG PEMIMPI(N)

ILUSI SANG PEMIMPI(N)

Opini
Kamis, 19 Juni 2014 - 12:13
4 menit untuk membaca.
0
BagikanTweetKirimBagikanQR Code
Gema Justisia – 

Raymond Septian Laoli

Lembaga Advokasi Mahasiswa dan Pengkajian Kemasyarakatan
Fakultas Hukum Universitas Andalas

25208_322579557615_4836885_a
Pic : google

Menarik untuk disimak pernyataan salah seorang kandidat capres “Prabowo Subianto” pada saat Kampanye Dialogis Untuk Indonesia Bangkit. (Republika.co.id., 12/06/2014). Suatu gebrakan yang menggugah seluruh anak bangsa terkhusus bagi kaum ekonomi lemah, yakni pernyataan “akan menggratiskan biaya kuliah di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).”

Di saat ide dan gagasan “mencerdaskan kehidupan bangsa” yang telah berusia puluhan tahun hampir musnah bagi kaum masyarakat kelas dua, terpinggirkan, dan disingkirkan (Baca: Marginal). Namun, hari ini menjadi salah satu bagian dari program (planning) calon pemimpin di republik ini untuk memberikan perlakuan yang sama terhadap akses pendidikan tinggi bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Ketika polemik-polemik ataupun parasit yang menghinggapi pendidikan kita saat ini tak dapat dibendung lagi, muncullah sebuah ide dan gagasan untuk menentang ketidakadilan di bidang pendidikan. Pada zamannya Paulo Freire, John Dewey, Ivan Illich, dkk., pemikir yang berkiprah dan mengabdikan diri pada pemikiran pedagogi kritis mengutarakan bahwa pendidikan sebagai cara pembebasan masyarakat dari pembodohan, dengan tujuan untuk mewujudkan dinamika dalam kehidupan masyarakat yang menyadari realitas kondisi pemiskinan yang membuat dia (subjek) tertindas.

Gagasan-gagasan yang pernah terbersit dalam pemikiran “pedagogi kritis”. Bahwasanya, para perintis ini menentang sekolah-sekolah formal, yang dianggap tidak memiliki kontribusi apa-apa terhadap peradaban intelektual manusia. Penentangan terhadap sekolah-sekolah formal yang dimaksud adalah bentuk kekecewaan dan rasa frustasi yang menjadi fenomena pada zamannya, karena lembaga-lembaga formal pendidikan didirikan dan memberikan jasa pendidikan oleh karena suatu imbalan jasa dalam bentuk materi. Atau pengertian dewasa ini yang tidak lazim di telinga kita adalah privatisasi dan komersialisasi pendidikan.

Retorika Humanis

Baru-baru ini, kurang lebih 250 juta rakyat yang mendiami negeri ini dan tidak sedikit masyarakat dunia internasional menyaksikan secara langsung debat kedua kandidat calon presiden (capres) Indonesia periode 2014-2019 “Prabowo – Hatta” dan “Jokowi – Jusuf Kalla” yang menggantang diatas podium.

Tema debat perspektif aspirasi rakyat dalam kerangka “Pembangunan demokrasi, Pemerintahan yang bersih, dan Kepastian hukum” menjadi barometer penggalian ide dan gagasan politik para kandidat capres. Berbagai dimensi ulasan evaluasi kritis terhadap demokrasi yang di implementasikan dan dijalankan hingga hari ini. Evaluasi kritis ini tentunya berangkat untuk perbaikan pembangunan peradaban Indonesia dimasa yang akan datang.

Fenomenologi politik hari ini merupakan bagian klasik yang penuh warna, memunculkan wacana idealisme atas keberpihakan sosial, sebagai pemajuan peradaban Indonesia dan mengembalikan kedaulatan rakyat. Kini, usaha-usaha untuk melakukan hegemoni terhadap sikap dan perasaan publik sesuatu yang tidak terelakkan. Agenda besar ini, tiada absennya di ruang publik dan menjadi diskursus yang menghantui lini kegentingan kehidupan publik akan adanya cita-cita revolusi sosial, revolusi politik, dan revolusi mental yang baru-baru ini di utarakan oleh kandidat capres bersama para “sales partai politik” yang berkoalisi menjadi relawan tim pemenangan.

Esensi ide-ide, konsep, dan demokratisasi yang diusung kedua kandidat capres tak lepas dari konteks pemenuhan hak. Pengembalian kedaulatan rakyat pun menjadi esensi berpijak untuk melakukan elaborasi akan visi–misi kedua kandidat capres. Untuk menelanjangi ide dan gagasan ini maka pemurnian keselarasan ide, gagasan, dan konsep dengan pengetahuan masyarakat harus dilakukan dengan menilik hal-hal objektif.

Tetapi, apakah identifikasi ini merupakan hal yang sempurna sebagai syarat sejati pengetahuan dan observasi masyarakat ? Karena, jangan sampai kesadaran palsu manusialah yang menjadi tolak ukur segalanya.

Kendatipun demikian, realitas politik yang digelisahkan dan menggugah pemikiran publik saat ini jika menilik pemikiran W.S. Rendra yang telah mempertanyakan serta menegaskan dalam penggalan (sajak pertemuan mahasiswa). “Kenapa ‘maksud baik’ dan maksud baik bisa berlaga ?. Rendra telah jauh membayangkan kenapa maksud baik selalu dipertentangkan. Semisal; perusahaan-perusahan internasional yang mendiami negeri ini harus di nasionalisasi, negeri ini harus berdaulat atas pangan, Indonesia harus mengembalikan image sebagai “macan asia”, hingga kebijakan peniadaan pungutan biaya kuliah di perguruan tinggi negeri.

Semuanya merupakan tujuan untuk mewujudkan pemenuhan hak yang berdasarkan keadilan. Bagi orang Romawi, keadilan dirumuskan sebagai Tri buere Suum Cuique, yakni memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi milik atau apa yang menjadi haknya. Dan kita bertanya: ‘maksud baik’ saudara untuk siapa?”. Penggalan sajak ini menggugat, memancing dan mengobarkan rasa cinta yang mendalam terhadap negeri ini.

Memang, tak mudah untuk memungkiri bilamana visi-misi yang berasaskan “maksud baik” akan dipolitisir, dan maksud baik ini tak luput menjadi komoditas haram yang digunakan untuk menggiring dan menghasut masyarakat akar rumput dalam suatu genggaman politik seperti halnya, masyarakat marginal, buruh (baca : kuli), nelayan, serta petani yang minim akan akses pendidikan politik.

Penyakit Intelektualitas

Untuk mewujudkan kandidat capres menjadi “kampiun,”visioner-visioner yang mengabdikan dir iuntuk pemenangan kandidat, tidak dapat disangkal akan diberdayakan untuk menggunakan intelektualnya dengan merancang dan menyulap kebenaran menjadi kepalsuan.

Akan berbahaya jikalau penentu arah, perancang kebijakan dan pemikiran-pemikiran untuk revolusi yang dimaksud jatuh di tangan manusia-manusia yang tidak bertanggung-jawab terhadap pengetahuan yang ia miliki, dengan tujuan mengaburkan pengetahuan tersebut demi pemasaran “ideologi keberpihakan sosial” daripadaa kandidat capres.

Inilah alasannya kenapa rakyat (subjek) harus melakukan interupsi dan mempertanyakan maksud baik yang di-gagas oleh visioner-visioner sesat ini. Rakyat butuh cendikia bijak yang mempunyai intelegensia sebagai produk civitas academica yang tidak melacurkan intelektualnya untuk kepentingan sesat.

Harapannya, demokrasi dewasa ini jangan membawa optimisme rakyat menjadi samar-samar terhadap tujuan politik sebagai alat untuk mewujudkan kebaikan bersama. Jangan sampai rakyat diberdayakan oleh hasutan-hasutan “idealisme sesat”, karena kentalnya klaim atas ide dan gagasan yang mengatas namakan tuntutan dan aspirasi dari rakyat.

Dengan demikian, semangat untuk melakukan reformasi di segala lini jangan hanya sebatas “ilusi”terhadap pemikiran-pemikiran “radikal” atas ide, gagasan dan konsep yang di bungkus menjadi retorika, serta melakukan transformasi kesadaran palsu bagi rakyat. “Jangan-jangan” benar kata Albert Camus, filsuf Prancis, semua yang lalu itu tidak lagi ada. Apa yang akan ada itu belum lagi ada. Dan yang ada sekarang tidaklah memuaskan.” Rakyat butuh “PEMIMPIN !,” bukan “PEMIMPI”.

BagikanTweetKirimBagikanPindai

Baca Juga

Tuntutan Perdata dalam Kasus UU ITE

Tuntutan Perdata dalam Kasus UU ITE

Jumat, 13 Sep 2019 - 12:14
Siapa Yang Salah? Pelayanan Biro atau Mahasiswa

Siapa Yang Salah? Pelayanan Biro atau Mahasiswa

Kamis, 11 Jul 2019 - 14:09

Tren Politik Identitas Masih Eksis di 2019?

Jumat, 11 Jan 2019 - 20:50

Pemilu Hendaknya Jujur dan Adil

Selasa, 25 Des 2018 - 17:11

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@gemajustisia

Ikuti Kami di Instagram

  • LIPUTAN Talkshow Anti Korupsi dan Ngobrol Bareng Novel Selengkapnya cek di https www gemajustisia com p 3816 Web gemajustisia com Instagram gemajustisia FB Gema Justisia OA Line bbn2007o
  • KEGIATAN UKM PIKMAG Gelar Pemilihan Duta Mahasiswa Genre Unand Selengkapnya cek di https www gemajustisia com p 3807 Web gemajustisia com Instagram gemajustisia FB Gema Justisia OA Line bbn2007o
  • LIPUTAN Penyuluhan Budidaya Jamur Tiram di Desa Sungkai Selengkapnya cek di https www gemajustisia com p 3801 Web gemajustisia com Instagram gemajustisia FB Gema Justisia OA Line bbn2007o
  • LIPUTAN Sempat diundur Pelantikan Aspem Menunggu Momen yang Tepat Selengkapnya cek di https www gemajustisia com p 3794 Web gemajustisia com Instagram gemajustisia FB Gema Justisia OA Line bbn2007o
  • KEGIATAN Seminar Nasional Bertajuk Fincial Technology Fintech dalam perspektif Ekonomi dan Hukum Perlindungan Konsumen Selengkapnya cek di https www gemajustisia com p 3787 Web gemajustisia com Instagram gemajustisia FB Gema Justisia OA Line bbn2007o
  • UCAPAN LPM Gema Justisia mengucapkan selamat atas dilantiknya Prof Yuliandri S H M H sebagai Rektor Unand 2019 2023 Semoga amanah dalam mengemban tugas
  • SOMETHING BIG IS FINALLY HERE Himpunan Mahasiswa Perdata HIMADATA Fakultas Hukum Universitas Andalas proudly present SEMINAR NASIONAL Financial Technology fintech dalam Perspektif Ekonomi dan Hukum Perlindungan Konsumen Kamu penasaran gak sih apa itu Financial Technology Fintech Saat ini teknologi informasi telah digunakan untuk mengembangkan industri keuangan yang dapat mendorong tumbuhnya alternatif pembiayaan bagi masyarakat Dalam hal ini Fintech merupakan hasil gabungan antara jasa keuangan dengan teknologi yang akhirnya mengubah model bisnis dari konvensional menjadi moderat yang awalnya dalam pembayaran harus bertatap-muka kini dapat melakukan transaksi jarak jauh dalam hitungan detik saja Makin penasaran kan Yuk hadiri Seminar Nasional persembahan dari HIMADATA yang mengupas tuntas apa itu fintech yang akan dilaksanakan pada Tanggal Rabu 27 November 2019 Pukul 09 00 WIB- Selesai Tempat Ruangan Seminar gedung PKM lt 1 Unand Seminar ini FREE buat kamu yang penasaran sama fintech Selain free kamu juga akan mendapatkan Snack E-sertifikat dan tentunya ilmu yang bermanfaat Kamu bisa mendaftar di link berikut ini https forms gle X5M2u3e7ZPFPtecE6 Jangan sampai ketinggalan ya HIMADATA HIMAKITA SEMNAS FINTECH OJK
  • Masa Pendaftaran Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Hi Ranger Unand Inilah acara bergengsi yang sangat ditunggu-tunggu dan menDebarkan PIKMAG unand mempersembahkan Acara Pemilihan Duta Mahasiswa GenRe Universitas Andalas 2019 Ayo segera daftarkan diri kamu dan jadilah pemenang yang sesungguhnya Formulir dapat diunduh disini http bit ly FormulirDMGenReUnand2019 Dan Follow instagram yaa duta mahasiswa genre unand pikmag unand Save the date Pendaftaran 21 Oktober - 22 November 2019 Pengembalian berkas 28 Oktober - 22 November 2019 Jadilah THE NEXT Duta Mahasiswa GenRe Universitas Andalas yang menginspirasi banyak orang Info lebih lanjut Helsa 62 821-7154-5714 Rozi 62822-9560-2356
  • LPM Gema Justisia inshaallah akan mengadakan Launching Majalah Edisi IX dan Diskusi Heasdline dengan tema Pergerakan Mahasiswa Dalam Catatan Sejarah Bangsa Indonesia pada Senin 18 November 2019 10 00 WIB Ruang Sidang Dekanat lt 2 FHUA TERBUKA UNTUK UMUM Maka dari itu Gema Justisia mengundang teman-teman untuk dapat hadir di acara launching majalah Gema Justisia edisi IX tersebut

Get it on Google Play

Terpopuler Minggu Ini

  • Mapala Paitua Fakultas Teknik UNAND Jadi Pemenang LLWN IV

    Mapala Paitua Fakultas Teknik UNAND Jadi Pemenang LLWN IV

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Talkshow Anti Korupsi dan Ngobrol Bareng Novel Baswedan

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • DEWAN LEGISLATIF MAHASISWA MILIK SIAPA DAN UNTUK APA?

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Mahasiswa sebagai Peran Utama dalam Mengawal Proses Politik Indonesia.

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • KKN VS Magang.

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0

Gema Justisia

Copyright © 2019 Gema Justisia. All right reserved.
Design and maintenance by MogoDev.
  • Home
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Hubungi Kami
  • Home
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Hubungi Kami
Copyright © 2019 Gema Justisia. All right reserved.
Design and maintenance by MogoDev.
  • Home
  • Liputan
  • Peristiwa
  • Opini
  • Sosok dan Tokoh
  • Law Share
  • Seni dan Sastra
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Hubungi Kami