Beberapa hari belakangan, terjadi kemacetan dari arah gerbang menuju kampus Universitas Andalas. Kemacetan disebabkan oleh sebuah alat berat berdiri di sisi jalan. Banyak pertanyaan muncul terhadap adanya alat berat di sisi jalan tersebut. Oleh karena itu, tim Gema Justisia mewawancarai Kepala Bagian Umum Rektorat Universitas Andalas, Arpentius, Rabu (6/11).
Arpentius menuturkan, “Akan dilakukan perbaikan jalan.” Ia mengungkapkan, seharusnya proyek pembangunan sudah mulai berlangsung, namun karena ada beberapa kendala sampai saat ini pembangunan masih belum dimulai. Adapun jalan yang akan diperbaiki ialah dari gerbang kampus hingga sekitaran rektorat.
Perbaikan jalan sudah direncanakan sebelumnya sebagai bentuk penyesuaian Universitas Andalas dengan standar World Class University. Selain itu, kendaraan besar dan alat berat yang sering melintasi jalanan kampus menyebabkan jalan semakin rusak.
Diperkirakan ada sekitar 10-20 buah alat berat melintas setiap hari untuk proyek DAM yang sedang berlangsung di Universitas Andalas.
Perbaikan jalan juga disebabkan oleh tanah di area Universitas Andalas yang kekuatannya tidak merata, ada beberapa bagian tanah keras dan tanah lunak. Penggantian jalan dari paving block menjadi aspal beton ini, dikarenakan beberapa paving block sudah ada yang rusak, terbuka, turun, dan menyebabkan jalan bergelombang.
Pembangunan akan dilaksanakan sesuai dengan standar yaitu, menggunakan tulangan dan aspal beton dengan tebal sekitar 20 cm agar kekuatannya dapat bertahan lama.
Perbaikan jalan di area Universitas Andalas akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Pekerjaan tersebut bekerjasama dengan Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat). Proyek pembangunan aspal beton akan berlangsung selama 128 hari dengan kontrak pembangunan yang akan berakhir pada bulan Desember 2019.
Untuk menghindari masalah lain saat pembangunan berlangsung, akan dilakukan rekayasa lalu lintas dari arah gerbang menuju kampus. Lalu lintas akan dialihkan melalui terowongan di bawah gerbang kampus menuju jalan Simpang Batu Busuk.
Arpentius berharap “Perbaikan jalan ini dapat bertahan lama, tidak mudah retak dan patah, serta kuat dilewati oleh kendaraan besar”
Reporter: Zhilvia Assura, Nurul Anisa