• Home
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Pemberitaan
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Hubungi Kami
Gema Justisia
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Liputan dan Peristiwa
  • Opini
  • Sosok dan Tokoh
  • Law Share
  • Seni & Sastra
  • Home
  • Liputan dan Peristiwa
  • Opini
  • Sosok dan Tokoh
  • Law Share
  • Seni & Sastra
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Gema Justisia
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Home Liputan dan Peristiwa

Kepastian Nasib Pedagang Pasa Ateh Bukittinggi

Senin, 9 April 2018 - 17:40 WIB
Liputan dan Peristiwa
0
BagikanTweetKirimBagikanQR Code

Pasca 5 (lima) bulan kebakaran Pasa Ateh, Pemerintah Kota Bukittinggi masih terus berusaha menyediakan tempat penampungan untuk para pedagang. Oleh karena itu, dilakukan pertemuan antara pemerintah dan pedagang di Balai Walikota Bukittinggi untuk menyelesaikan lanjutan masalah ini, pada Minggu (1/4).

Pada 30 Oktober 2017 lalu, kebakaran yang terjadi di Pasa Ateh Bukittinggi diduga karena adanya korsleting listrik. Kebakaran yang terjadi setelah sholat subuh itu menghanguskan blok B, C, dan D serta sebagian dari blok A.

Dikarenakan kios yang terbakar mencapai 763 petak, pemerintah kesulitan untuk menyediakan tempat dalam waktu singkat. Hingga saat ini, penampungan yang telah tersedia masih sekitar 200 petak. Akan tetapi, pemerintah telah menargetkan untuk menyelesaikan penampungan sebelum bulan puasa tahun ini.

Salah satu pedagang bernama As yang mengaku berjualan sejak tahun 2000 di blok B mengatakan, “Kebakaran sangat berdampak pada perekonomian kami, kerugian ditaksir sekitar 50-100 juta rupiah. Akibatnya, kami harus pindah tempat jualan dan terpaksa mengganti barang yang dijual, dari gorden menjadi mukenah. Karena barang dagangan sebelumnya telah ludes terbakar. Selain itu, tempat dagangan yang sekarang tidak memungkinkan untuk menjual gorden.”

Hal serupa juga dialami oleh Yusnita yang berdagang di blok A sejak 10 tahun lalu. Meskipun kiosnya tidak terbakar, ia tetap merasakan dampak dari kebakaran tersebut. Kios yang bocor akibat kebakaran menyebabkan kurangnya pembeli yang datang. “Penghasilan yang dulu cukup untuk menghidupi 4 orang anak, sekarang untuk seharian pun susah”, ujarnya. *AMuda

BagikanTweetKirimBagikanPindai

Baca Juga

“BREAKING NEWS” Pengumuman Hasil Pemilu 2021 NM FHUA Oleh PPU FHUA

2 Apr 2021 - 23:53 WIB

“TURUT BERDUKA CITA, BERPULANGNYA NURANI BPK RI”

1 Apr 2021 - 21:22 WIB

Debat Capres dan Cawapres NM FHUA : “Sarana Penentuan Pilihan Masyarakat”

31 Mar 2021 - 21:44 WIB

Music Virtual Project 2021: Peduli “Pejuang Hebat” dengan Seni

16 Feb 2021 - 13:51 WIB

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@gemajustisia

    Please install/update and activate JNews Instagram plugin.

Get it on Google Play

Terpopuler Sepekan

    Gema Justisia

    Copyright © 2019 Gema Justisia. All right reserved.
    Design and maintenance by MogoDev.
    • Home
    • Redaksi
    • Tentang Kami
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
    • Kode Etik
    • Standar Perlindungan Wartawan
    • Kebijakan Privasi
    • Hubungi Kami
    • Home
    • Redaksi
    • Tentang Kami
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
    • Kode Etik
    • Standar Perlindungan Wartawan
    • Kebijakan Privasi
    • Hubungi Kami
    Copyright © 2019 Gema Justisia. All right reserved.
    Design and maintenance by MogoDev.
    • Home
    • Liputan dan Peristiwa
    • Opini
    • Sosok dan Tokoh
    • Law Share
    • Seni dan Sastra
    • Redaksi
    • Tentang Kami
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Kode Etik
    • Kebijakan Privasi
    • Hubungi Kami