• Home
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Pemberitaan
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Hubungi Kami
Gema Justisia
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Liputan dan Peristiwa
  • Opini
  • Sosok dan Tokoh
  • Law Share
  • Seni & Sastra
  • Home
  • Liputan dan Peristiwa
  • Opini
  • Sosok dan Tokoh
  • Law Share
  • Seni & Sastra
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Gema Justisia
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Home Opini

PAN Mulai Menyinari Istana

Jumat, 5 Februari 2016 - 23:37 WIB
Opini
0
BagikanTweetKirimBagikanQR Code

Arifki

Analis Sosial Politik


        Partai-partai pendukung Jokowi-JK, yang biasa disebut Koalisi Indonesia Hebat dewasa ini mulai kebakaran jenggot dengan ulah PAN. Partai yang dulu berada di barisan Koalisi Merah Putih sekarang sudah merapat ke istana, sehingga KIH berganti nama dengan Partai-Partai Pendukung Pemerintah (P4).

        Kehadiran PAN menjadi bagian dari pemerintah secara kekuatan politik merupakan keberkahan Jokowi-JK. Kekuatan parlemen pemerintah semakin kuat atas keberadaan partai matahari. Di lain sisi, atas nilai positif tersebut PAN selalu dikaitkan dengan adanya dua orang menteri yang berasal dari PAN yang akan masuk jajaran kabinet kerja, setelah hembusan angin resuffle jilid dua bergulir di waktu dekat ini.

        Inilah yang menyebabkan PAN menjadi gunjingan barisan KIH sebagai partai yang dulunya mendukung Prabowo pada pilpres 9 Juli 2014, diperkuat dengan mencalonkan dirinya Hatta Rajasa sebagai calon wakil presiden. Sebagai partai yang tak ikut berdarah-darah memperjuangkan Jokowi-JK menjadi presiden dan wakil presiden. Aksi PAN wajar-wajar saja dipertanyakan KIH.

Awal Perubahan Arah Politik

        Kongres di Nusa Dua Bali, 28-3 Maret 2014 merupakan awal perubahan arah politik PAN. Partai yang didirikan 23 Agustus 1998. Secara kekuatan dan keberpihakan politiknya sejak didirikan memang selalu menjadi bahagian dari partai pendukung pemerintah. Sama halnya dengan Partai Golkar yang sejak Orde Baru sudah mengakar dijajaran pemerinatahan.

        Pada kongres Bali, dua calon yang bertarung—Zulkifli Hasan dan Hatta Rajasa— dari dua calon ketum, Hatta Rajasa yang pernah menjabat sebagai ketua umum periode 2010-2015. Tradisi kepemimpinan PAN membolehkan menjabat ketua umum selama satu periode. Pergantian kepemimpinan seperti itulah yang diinginkan pendiri PAN (baca: Amin Rais). Sehingga Soertrisno Bahir (SB) menjabat sebagai ketua umum PAN periode 2005-2010. Saat SB ingin naik kembali pada 2010-2015, Amin Rais lebih mendukung Hatta Rajasa.

        Hal yang sama juga terjadi pada bursa ketua umum periode 2015-2020, Amin mendukung Zulkifli Hasan sebagai ketua umum PAN, dan menolak Hatta Rajasa mencalonkan lagi, tetapi kenyataannya Hatta tetap bersikeras maju pada periode kedua, meskipun hasilnya kalah tipis dengan Zulkifli Hasan. Kehebatan Amin Rais pada posisi ini, ia tak menginginkan tokoh baru yang mengakar dan memiliki basis yang kuat di kultur PAN selain dirinya. Sehingga, ia mempersoalkan kepemimpinan dua periode ketua umum di partai ini. Kelumrahan persoalan ini juga terjadi di Partai Demokrat dan PDIP.

        Sebagai Ketua Majlis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (MPP PAN) periode 2010-2015. perebutan pengaruh antara Amin Rais dengan Hatta Rajasa. Sebagai senior PAN, Amin Rais menunjukan pengaruhnya di bursa Ketua Umum PAN. Dilain hal, Hatta Rajasa memperlihatkan pengaruhnya, sebagai orang yang selama ini tetap menjadi bagian dari bayang-bayang Amin Rais. Momentum ini menjadi langkah Hatta untuk mengakar di PAN dan mengeliminasi pengaruh Amin Rais. Langkah politik yang diambil Amin Rais dengan mengarahkan dukungan terhadap Zulkifli Hasan, pertanda Amin tak ingin hilang “posisi tawar”nya di internal PAN. Sehingga dukungan Amin Rais mengarah ke Zulkifli Hasan bukan ke Hatta Rajasa.

        Selain pengaruh Amin, di internal PAN, Hatta kembali menjadi ketua umum PAN. Analisis masa depan PAN pada percaturan politik nasional dipertimbangan. Kedekatan Hatta dengan SBY—perkawinan politik Ibas dengan Siti Ruby Aliya Rajasa. Hubungan SBY dan Hatta selain besanan juga hubungan politik. Partai biru ini akan saling bersatu membentuk poros tengah yang kuat jika Hatta Rajasa tak di kalahkan Zulkifli Hasan. Dinamika KMP dan KIH akan menjadikan PAN berada pada poros pembeda yang kuat tidak seperti lemahnya posisi Demokrat pasca SBY menghabiskan masa jabatannya selama dua periode, yang sulit berpihak terhadap KMP atau KIH.

Era Zulkifli Hasan

        Peralihan sikap politik pun terjadi pasca kepemimpinan Hatta Rajasa sebagai ketua umum PAN. Era kepemimpinan ZH, kompas politik PAN mulai mendekat ke Jokowi-JK. Selain posisi ZH sebagai ketua MPR RI. PAN sebagai partai yang sudah biasa di dalam pemerintahan tak akan tahan berada di luar kekuasan. Pilihan politik yang diambil PAN, saat posisi Amin Rais yang anti pemerintahan, mengetengahkan ZH sebagai konsolidator menuju istana.

        Dukungan yang diberikan PAN terhadap pemerintah berpengaruh dengan dekatnya isu resuffle jilid dua. PAN akan mendapatkan dua kursi menteri, dua kadernya yang sudah mulai namanya disebut-sebut, Soetrisno Bahir dan Viva Yoga Mulyadi. Gelagat politik PAN yang ingin menyinari istana agar terus terang berhubungan dengan jabatan menteri yang dinginkan PAN.

        Wajar saja jika partai pendukung Jokowi-JK yang sudah berkorban penuh menjelang 9 Juli 2014, sehingga terpilih saat ini sebagai presiden dan wakil presiden kebakaran jenggot dengan manufer PAN yang meminta jatah kursi menteri. Kuat dugaan, kinerja Igantius Jonan yang akhir-akhir ini dipersoalkan terutama pengelolaan jalan pada tahun baru dan pelarangan operasional Go-jek yang selanjutnya putusan itu dibatalkan presiden Jokowi adalah angin-angin resuffle mengarah Jonan. Semoga saja kepentingan partai tidak mengeliminasi orang-orang baik yang ingin berbuat untuk negara ini.

 

 

BagikanTweetKirimBagikanPindai

Baca Juga

Memaknai Hari Perempuan Internasional Sebagai Refleksi Hak-hak Perempuan di Lingkungan Kerja

10 Mar 2021 - 15:31 WIB

Pentingkah Multitalenta Bagi Mahasiswa ?

3 Mar 2021 - 07:32 WIB

Korupsi Dibalas Nyawa

10 Jan 2021 - 14:55 WIB

Peran Pers di Lingkungan Kampus

15 Des 2020 - 17:43 WIB

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@gemajustisia

    Please install/update and activate JNews Instagram plugin.

Get it on Google Play

Terpopuler Sepekan

    Gema Justisia

    Copyright © 2019 Gema Justisia. All right reserved.
    Design and maintenance by MogoDev.
    • Home
    • Redaksi
    • Tentang Kami
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
    • Kode Etik
    • Standar Perlindungan Wartawan
    • Kebijakan Privasi
    • Hubungi Kami
    • Home
    • Redaksi
    • Tentang Kami
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
    • Kode Etik
    • Standar Perlindungan Wartawan
    • Kebijakan Privasi
    • Hubungi Kami
    Copyright © 2019 Gema Justisia. All right reserved.
    Design and maintenance by MogoDev.
    • Home
    • Liputan dan Peristiwa
    • Opini
    • Sosok dan Tokoh
    • Law Share
    • Seni dan Sastra
    • Redaksi
    • Tentang Kami
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Kode Etik
    • Kebijakan Privasi
    • Hubungi Kami