GEMA JUSTISIA – Beberapa waktu yang lalu fakultas hukum universitas andalas telah melakukan pesta demokrasi untuk memilih presiden dan wakil presiden BEM FHUA. Dimana di ikuti oleh tiga pasang calon pemilihan.
Pesta demokrasi berlangsung hangat karena diikuti oleh tiga kandidat berpengaruh dan terkenal di lingkungan mahasiswa fakultas hukum universitas andalas dan sama-sama memiliki jumlah konstituen yang hampir sama banyak.
Banyak orang yang hadir pada saat penghitungan suara pemilihan presiden dan wakil presiden BEM FHUA, “ dag dig dug” mungkin itu bunyi jantung dari para pasangan calon. Dan yang keluar akhirnya sebagai pemenang adalah pasangan dari nomor urut satu, yaitu harju budiman dan rifki hermawan. Selamat!!!
Namun pada saat pelantikan presiden terpilih, yang mana dilakukan oleh anggota MPM yang baru. Para pasangan calon dari nomor 2 dan 3 datang menghadiri sidang MPM tersebut, mereka datang meminta keadilan yang menurut mereka terjadi kecurangan dalam pemilihan presiden dan wakil presiden BEM.
Mereka seharusnya mengadukan masalah mereka pada lembaga yang mengatasi sengketa pemilu antara PPU dan pihak penggugat. Namun karena lembaga tersebut tidak ada di fakultas hukum kita tercinta mereka mengadu pada MPM sebagai wakil mereka untuk meminta keadilan.
Namun terjadi keributan, sebagian besar anggota MPM bersikeras untuk melanjutkan sidang sesuai agenda yang telah di tetapkan, karena usara mereka tidak di dengar maka pihak dari pasangan calon nomor urut dua dan tiga meminta sidang ditunda. Sehingga timbul keributan, yang akhirnya sidang diambil alih oleh pimpinan fakultas hukum universitas andalas yaitu PD III. Beliau menyarankan untuk sidang ditunda dan dicari solusi yang baik demi kebaikan semua.
“ kami menerima solusi yang diajukan oleh pimpinan, dan kami sangat menyayangkan pimpinan harus turun tangan untuk urusan mahasiswa seperti ini, hal ini seharusnya tidak terjadi jika MPM mendengarkan suara kami. kami tidak berusaha membatalkan hasil yang ditetapkan oleh PPU, kami sebelumnyameminta PPU memverifikasi tentang data kecurangan yang kami temui dilapangan, namun tidak dilakukan oleh PPU, jalan terkhir yang kami miliki hanyalah mengadu pada MPM sebagai wakil kami” kata calon presiden dari pasangan nomor urut 3 yang ditemui pada tanggal 19 mei 2011.
Karena tidak memiliki lembaga penyelesaian sengketa tentang hasil pemilu, kami menanyakan pada pihak pasangan nomor tiga apakah kita harus membentuk lembaga yudikatif? Beliau menjawab “itu wewenang DLM, sebenarnya tidak perlu jika MPM mau menjadi wakil rakyat yang benar-benar mewakili suara rakyat”
Dari kekacauan yang sempat muncul karena politik kampus, kita dapat melihat betapa sensitifnya masalah politik, baru ditingkat kampus saja sudah dapat menimbulkan ketegangan diantara konstituennya. Kekacauan yang terjadi tentu ada penyebabnya, penyebab ini seharusnya tidak perlu terjadi. Ketika kami menemui wakil dari pasangan nomor urut dua beliau mengatakan “ politik itu dahsyat sekali, dan seharusnya para pihak yang terlibat beriskap jujur dan menghindari sikap yang menimbulakan kecurigaan dari pihak tertentu. Kami sedih dengan apa yang terjadi, jika pada tingkat kampus saja sebagai tempat kita belajar sebelum terjun ke dunia luar telah terjadi perbuatan yang tidak mengenakkan dalam pesta demokrasi. Kami kasihan dengan nasib NKRI ini, karena kejujuran itu masih mahal”.
Sungguh hal yang menarik untuk kita simak tentang kekacauan ini, jika untuk jadi CAPRES dan WAPRES NKRI masih ada fasilitas yang diharapkan, dan ada gaji yang ditunggu. Sedangkan tidak ada yang di dapat secara materi, namun para calon begitu semangat menjadi pelayan rakyat Negara mahasiswa FHUA. Mungkin kita berpikir positif saja, mereka sangat ingin memberikan ide-ide yang ada dikepala mereka untuk membuat rakyat Negara mahsiswa FHUA dapat hidup tenang dan bahagia di FHUA.
Untuk pasangan yang terpilih kami menunggu ide-ide kreatifnya dalam menjalankan Negara mahasiswa ini. Perlu diketahui oleh pasangan terpilih bahwa jika pemerintahan mereka lebih buruk dari pemerintahan sebelumnya berarti mereka gagal, bahkan dalam islam itu neraka tantangannya. Sungguh begitu berat jadi pemimpin tersebut, namun kami percaya yang terpilih akan berusaha semaksimal mungkin dan membuat nama fakultas hukum menjadi lebih harum dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan leh BEM.